Selasa, 02 Juli 2019

YAHWEH ADALAH SEBUTAN YANG SALAH KAPRAH


YAHWEH ADALAH SEBUTAN YANG SALAH KAPRAH

 


Belakangan ini di Indonesia muncul sekelompok orang Kristen yang memperjuangan untuk menganti kata Allah dengan Yahweh, dengan konsep bahwa orang Kristen yang menyembah Tuhan dengan mengunakan kata Allah adalah orang Kristen yang menyembah Tuhannya orang Islam atau dalam istilah mereka Allah ada di ka’abah sedangkan Yahweh di samayim (langit atau Surga). Mereka mengklaim bahwa nama Tuhannya orang Kristen adalah Yahweh, jadi orang Kristen harus menyebut nama Tuhan mereka dengan sebutan Yahweh bukan Allah dengan mengutip ayat-ayat tertentu untuk menguatkan argumentasi mereka, bahwa Tuhan memiliki nama yaitu Yahweh.

Awal mulanya kelompok ini sukses menganti salamnya orang Kristen di Indonesia selamat pagi, selamat siang atau salam sejahtera dengan kata shalom. Kemudian berusaha menerus kesuksesan mereka dengan menganti kata Allah dengan Yahweh. Banyak orang Kristen tidak menyadari, bahwa kehadiran kelompok ini sebenarnya ingin menyerang otoritas perjanjian baru yang ditulis dalam bahasa Yunani. Dalam Alkitab Perjanjian Baru seringkali terjadi pengutip dari perjanjian lama seperti kotbah Petrus pada hari pentakosta (Kisah Para Rasul 2), dan seringkali kata YHVH dialih bahasakan menjadi Kurios dan kata ELOHIM menjadi Theos. Dengan menolak pengunaan istilah Allah sebenarnya mereka pun menolak pengunaan Kurios dan Theos dalam penulisan kitab perjanjian baru dalam bahasa Yunani, yang berarti mereka menolak otoritas kitab Perjanjian Baru dalam Yunani sebagai Firman Tuhan yang terpelihara oleh Allah yang maha kuasa.

Study Kata יהוה (YHVH)

יהוה (YHVH) dikenal juga dengan tetragrammaton (tetra=empat, gramma=huruf). Bahasa Ibrani terdiri dari 22 konsonan tidak memiliki vokal. Pengucapan yang ada berdasarkan tradisi lisan turun temurun. Pengucapan יהוה (YHVH) hanya diucapkan satu tahu sekali oleh imam besar pada waktu hari raya pendamaian (Yom Kipur) di ruang Maha Kudus, dihadapan tutup pendamaian yang terletak di atas tabut perjanjian. Sejak pembuangan ke Babel tahun 586 SM selama 70 tahun tabut perjanjian tidak ada sehingga kata יהוה (YHVH) tidak diucapkan lagi hingga sekarang. Dan menurut tradisi seperti para imam besar tidak mengajarkan penyebutan יהוה (YHVH) pada keturunannya sehingga tidak ada yang mengetahui pengucapannya secara tepat berabad-abad.

Kelompok Kristen yang ngotot bahwa nama Tuhan tidak boleh diganti penyebutannya sangat berseberangan dengan kalangan orang-orang Yahudi yang berbahasa Ibrani, yang menghindari penyebutan 4 huruf suci יהוה (YHVH) dengan membacanya dengan “Adonay.” Bagi orang Yahudi adalah suatu pelanggaran yang fatal mengucapkan 4 huruf suci dalam pengucapan. יהוה (YHVH) adalah kaidah bahasa asli yang tidak boleh diucapkan sembarangan dikalangan orang Yahudi, hal ini sangat berbeda dengan kelompok Kristen yang dengan sembarangan mengucapkan יהוה (YHVH) dengan pengucapan Yahweh, bagi kalangan Yahudi ini adalah sebuah kelacangan yang tidak dibenarkan.

Justru tindakan orang Kristen yang dengan lancang menyebut 4 huruf suci יהוה (YHVH) dengan sebutan Yahweh akan makin mempersulit orang-orang Yahudi untuk menerima Yesus sebagai mesias dan juruselamat. Keselamatan manusia tidak bergantung pada pengunaan bahasa apapun melainkan berdasarkan iman, mengunakan atribut-atribut dan istilah Yahudi tidak menjamin keselamatan seseorang. Orang yang diselamatkan adalah orang yang menerima kasih Karunia Allah melalui iman. Orang Kristen yang ngotot bahwa nama Tuhan harus dilafalkan dengan ucapan Yahweh adalah orang Kristen yang tidak mengerti kaidah dan kebudayan dalam kalangan Yuhadi atas pengunaan sebuah kata dalam pengucapannya, sehingga justru tidakan yang demikian mengiring kekristenan keluar dari kebenaran.


Orang Kristen/ para pendeta yang "Jew wannabe" tapi bilang nama Sang Pencipta itu "YAHWEH" itu justru sebenarnya tidak paham bahasa Ibrani yang benar. Sebab dia tidak paham construction building dalam tata bahasa Ibrani, yaitu BIN'YAN. Ada 7 macam BIN'YAN dalam tata bahasa Ibrani.

Anda pernah nonton film "Dances with Wolf"? ternyata judul itu adalah "nama seseorang." Nama-nama orang dari suku Indian Sioux menggunakan "kata kerja" sebagai nama.
Demikian juga orang2 Israel, menggunakan nama2 yang mengandung "verb." Nama YHVH itu juga memiliki kandungan "verb", tepatnya adalah kata kerja bentuk Qal Imperfect (Bin'yan Qal, tenses-nya imperfect).

Nama untuk seseorang/ oknum, lazimnya menggunakan tenses imperfect dalam bahasa Ibrani. Bukan perfect. Yang menunjukkan bahwa nama itu dikenakan kepada sosok yang HIDUP/ yang hidupnya masih berlangsung.

YHVH itu hidup, maka tenses kepada diri-Nya adalah imperfect, artinya sedang berlangsung/ masih berlangsung/ masih hidup/ masih bekerja/ sedang bekerja.
Kalau perfect, ya udah selesai artinya --> The End.

YHVH yang adalah "kata kerja Qal Imperfect" maka tidak mungkin vocal pertamanya "A", tetapi seharusnya "E", Jadi kalau ada yang nyebut nama "YAHWEH" saya jamin dia bukan asli orang Yahudi dan dia gak paham kaidah bahasa Ibrani. Vocal pertama "A" itu untuk kata kerja "perfect."


Pengucapan : YEHOVÂH ataukah YAHWEH ?

Seperti sudah dijelaskan diatas, ucapan YEHOVÂH berasal dari kata YHVH dibubuhi vokal 'ADONÂY oleh para ahli Masora. Banyak yang hanya menebak atau menduga bahwa empat huruf ini dibunyikan YAHAVAH, YEHUWA, YAHEVEH, YAHUWEH, YAHAVEH, namun bagaimanapun pembubuhan Nikud harus sesuai grammar Ibrani: בִּנְיָנִים - BIN'YANIM, Hebrew Verb Pattern maupun מִשְקָלִים - MISH'QALIM, Hebrew Nominal Patterns. Bagi pembaca naskah Ibrani, ketika menghadapi gugusan aksara יהוה – YHVH dia akan segera mengetahui bahwa kata יהוה – YHVH, adalah sebuah kata kerja, 3rd Masculine Singular, Tenses Imperfect. Hal ini dapat dibandingkan dengan nama Ishak יצחק - YITS'KAQ, ini juga akan segera dapat diketahui bahwa nama ini adalah sebuah kata kerja, 3rd Masculine Singular, Tenses Imperfect, artinya 'dia tertawa, he laugh.' Dengan demikian pengucapan יהוה – YHVH harusnya sesuai grammar, dan kaidah tata-bahasa Ibrani, termasuk tata-krama dalam pengucapannya.

"YAHWEH" sebagai pengucapan dari aksara Ibrani יהוה itu sebenanya salah-kaprah.

Coba teliti Nikud (huruf vocal) apakah yang ada di antara empat konsonan (huruf mati) kata sakral Y-H-V-H sehingga harus dibaca YAHWEH ?

Di bawah ini ada orang yang mereka-reka kemungkinan-kemungkinan, jika 4 huruf suci: YHVH itu dibubuhi vokal, dimana mereka memperkirakan ada aneka ragam kombinasi-nya, sbb:

    YAHAVAH - YAHAVEH - YAHAVIH - YAHAVOH - YAHAVUH
    YAHEVAH - YAHEVEH - YAHEVIH - YAHEVOH - YAHEVUH
    YAHIVAH - YAHIVEH - YAHIVIH - YAHIVIH - YAHIVUH
    YAHOVAH - YAHOVEH - YAHOVIH - YAHOVOH - YAHOVUH
    YAHUVAH - YAHUVEH - YAHUVIH - YAHUVOH – YAHUVUH

    (bahasa Ibrani tidak mengucapkan konsonan ganda)

Namun bagaimanapun macam-macam rekaan dari pengucapan-pengucapan diatas itu tidak dapat serta-merta dibenarkan? Tidak!

Bagaimanapun יהוה – YHVH adalah sebuah Verba, dan pengucapannya harus terkait tatanan grammar Ibrani, dan ini bukan kira-kira. Grammar Ibrani itu terstruktur rapi, jelas, dan dapat dipertanggung-jawabkan apabila Ahli Masorah membubuhkan Nikud-nikud dari salinan Naskah Kitab Suci yang mereka salin.

Setiap pengucapan 4 aksara suci (Tetragramaton) יהוה – YHVH haruslah ditinjau dari bagaimana Bahasa Ibrani meng-konjugasi verba הָיָה - HAYAH yang adalah sinonim dengan הָוָה - HAVAH. Pembubuhan Nikud kepada aksara יהוה - YHVH, Yod-He-Vav-He tidak dapat dimasukkan seenaknya saja dibubuhkan. Namun harus dapat dipertanggung-jawabkan.

Jika ada yang berpendapat nikud dibubuhkan tergantung dialek tertentu, itu tidak tepat. Sebab dalam bahasa Ibrani, tanda-tanda Nikud tidak hanya berfungsi sebagai penanda bunyi, lebih jauh dari itu. Nikud adalah penanda Grammar! Dalam Grammar Ibrani, ada pattern-pattern khusus dalam mengucapkan sebuah kata Kerja. Nama יְהֹוָה - YEHOVAH (diucapkan: 'Adonay/ Hashem), adalah kata Kerja dalam Bin'yan QAL, 3rd Masculine Singular.

Study Kata יְהֹוָה – YEHOVÂH

Pada saat para ahli masora mengembangkan tanda-tanda baca (vocal), mereka kesulitan untuk memberikan huruf hidup pada kata יהוה, karena dikalangan Yahudi pengucapan יהוה dengan ucapan Adonay (Tuhan) atau Ha shem (nama itu), maka para ahli masora mengambil kebijakan untuk meletakkan huruf vocal dari kata Adonay (a, o, a) diantara 4 huruf יהוה. Tanda vocal pertama “a” (khataf patakh) berubah menjadi “e” (syeva), karena mereka menyakini bahwa יהוה berasal kata הָיָה ( HÂYÂH) yang dalam Keluaran 3: 14 secara tata bahasa mengunakan bentuk Qal imperfect. Konjungsi Qal imperfect tidak memperbolehkan ada vocal “a” pada suku kata pertama, sehingga akhirnya יהוה (YHVH) dituliskan dengan יְהֹוָה (Yehovah) namun penyebutan tetap Adonay atau Ha Shem dikalangan mereka.

YAHWEH Adalah Sebutan Salah Kaprah

Kebanyakan dari orang Kristen yang ngotot mengantikan nama Allah dengan Yahweh adalah orang Kristen yang tidak menyadari bahwa mereka salah dalam penyebutan dari kata יהוה (YHVH), mereka salah kaprah. Huruf vocal apakah yang ada diantara 4 konsonan יהוה sehingga menjadi Yahweh? Membingungkan dan sangat konyol bagi yang mengerti bahasa Ibrani dengan benar dan baik.

Empat kombinasi konsonan YHVH itu jika dibubuhi vokal bakal menjadi aneka ragam kombinasi:
YAHAVAH – YAHAVEH – YAHAVIH – YAHAVOH – YAHAVUH
YAHEVAH – YAHEVEH – YAHEVIH – YAHEVOH – YAHEVUH
YAHIVAH – YAHIVEH – YAHIVIH – YAHIVIH – YAHIVUH
YAHOVAH – YAHOVEH – YAHOVIH – YAHOVOH – YAHOVUH
YAHUVAH – YAHUVEH – YAHUVIH – YAHUVOH – YAHUVUH
(bahasa Ibrani tidak mengucapkan konsonan ganda)


Justru menurut tradisi bahwa tahun 1567 seseorang bernama Genebrardus menemukan bahwa nama “dugaan” tadi adalah IAHVE, JAHVE (Chronographia, Paris, 1567). Genebrardus meminjam istilah Klemen dari Aleksandria dari kalangan Platois Gnostik, ejaan Yunani dari nama dewa Zeus yaitu IAOVE, yang juga dikenal sebagai JOVE, dewa Yupiter Romawi. Ejaan IAOVE ini diubah menjadi YAOVE kemudian menambah huruf H dan membuang huruf O sehingga menjadi YAHVE. Untuk mendukung penemuan ini ia mengutip pula Alkitab Samaria yaitu kata IABE. Diubahnya menjadi YABE, dan terakhir mengubah B menjadi V sehingga menjadi YAVE, tinggal disesuaikan dengan empat huruf sakral YHVH yakni menambah dua huruf H di tengah dan di akhir kata, jadilah YAHVEH. “YAHWEH” pengucapan ini tidak berasal dari bahasa Ibrani melainkan transliterasi YHVH ke dalam bahasa Yunani yaitu IABE yang lama kelamaan berubah menjadi IAVE – YAVE – YAHVEH.


Study Kata Allah


Kata Allah berasal dari bahasa Arab yang adalah hasil dari kontraksi dari Al-Illah yang artinya Sesembah itu. Dan kata Al-Illah satu akar kata dengan kata Elloh, yang penyebutan jamaknya Ellohim. Orang Arab menyebutnya Illah orang Ibrani menyebut Elloh. Sebelum ada agama Islam, orang-orang Yahudi dan Kristen di Arab menyebut kata יהוה dengan sebutan Allah, hal terlihat dari Pessitha (Alkitab yang beredar dikalangan Kristen Arab).

Allah adalah kata dalam bahasa Arab. Sebelum agama Islam lahir, Allah disembah oleh kaum Hanif sebagai satu-satunya Sang Pencipta. Walaupun bukan dewa yang populer, namun Allah disembah oleh para penyembah berhala sebagai satu-satunya dewa tertinggi. Orang Yahudi dan orang Kristen yang tinggal di Arab menggunakan kata Allah untuk menyebut Tuhan yang mereka sembah. Umat Islam menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Bagi orang-orang yang tinggal di Arab, apakah dia penyembah berhala, kaum Hanif, Yahudi, Kristen maupun Islam, Allah adalah satu-satunya Sang Pencipta.

Kesimpulan


Orang Kristen yang menyebut nama יהוה dengan sebutan Allah di Indonesia sebenarnya mengikuti kebiasaan dari orang-orang Yahudi yang menganti penyebutan dengan sebutan Adonay atau ha shem, walaupun hal ini tidak didasarkan pada asumsi yang mengenai pengantian penyebutan יהוה. Namun satu hal yang pasti bahwa yang terpenting bahwa manusia diselamatkan karena penyebutan dalam bahasa tertentu melainkan diselamatkan karena Kasih karunia melal Bangsa Israel mengenalkan Sang Pencipta kepada dunia pada abad ke 3 SM lewat penerjemahan Perjanjian Lama Septuaginta.
Pada hari Pentakosta Roh Kudus mengenalkan Sang Pencipta kepada dunia. Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: Kisah Para Rasul 2:8. Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” Kisah Para Rasul 2:12. Alkitab mencatat, ada 16 suku bangsa yang mendengar para rasul berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Sang Pencipta. Dengan nama apakah Roh Kudus mengenalkan YHVH kepada dunia saat itu? Dengan nama apakah roh Kudus mengenalkan Sang Pencipta kepada orang Arab? Apakah dengan nama YHVH, El Shadday, Echad atau seratus lebih nama lainnya? Bila hal demikian yang terjadi, mustahil orang Arab mengenali-Nya sebagai Sang Pencipta. Roh Kudus pasti mengenalkan-Nya dengan nama El, Ilah, Ar Rabb atau Allah sehingga oran Arab mengenali-Nya.

Jadi yang terpenting adalah konsep dibalik nama. Iblis pun menyebut nama Yesus dan gemetar (Yakobus 2: 19), namun mereka adalah musuh yang selalu melawan Tuhan. Dalam 2 Korintus 11: 3-4 Rasul Paulus menyebutkan bahwa ada Yesus yang lain, Roh yang lain atau Injil yang lain, itu artinya yang terpenting bukan penyebutan Yesusnya melainkan konsep dibalik penyebutannya. Apakah penyebutannya sudah sesuai dengan konsep Yesus yang benar atau Injil yang benar atau Roh yang benar, ini yang harus diperhatikan dengan seksama, sebab hanya dengan Injil yang benar, Yesus yang benar dan Roh yang benarlah seseorang dapat diselamatkan untuk hidup yang kekal.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar